Selasa, 28 September 2010

Between U and Me Part 2: Penguasa dan Anggota Inti OSIS

Setelah memasuki kelas, So Eun pun duduk di tempatnya. Lalu tiba-tiba…

“Pletak..!” bunyi kepala So Eun yang habis di jitak oleh seseorang.

“Aaauuuhh…!” rengek So Eun. “Hey.. apa yang kau lakukan…!” bentaknya pada Key yang menjitaknya dari belakang.

“Tidak ada, hanya saja ekspresi wajahmu begitu lucu saat di jitak Se7en sunbae, jadi aku mencobanya..!!” jelas Key tanpa terlukis penyesalan di wajah. Hal itulah yang membuat So Eun makin geram padanya.

“Jadi hanya itu maksudmu menjitakku? Aahh… kau ini.. ‘pletak’..!” So Eun pun membalas jitakkan Key, bahkan lebih keras dari yang diterimanya. “Eh.. tunggu dulu, dari mana kau tahu?” kaget So Eun.

“Semua murid Shinwa melihat tingkah kalian di koridor tadi, begitu mesra dan… dan…!! Hhmm.. kalian pacaran ya?” tanyanya.

“Hah..!! Bukan..!!” jawab So Eun.

“Aiihh… masa sech..!! masa sech…!! yang bener..!!” goda Key sambil mengedip-ngedipkan matanya.

“Heyaa.. kau ini.. ‘pletak’..!!” kembali jitakkan So Eun mendarat di kepala Key.

“Heyaa.. akukan cuma sekali menjitakmu, kenapa kau malah nambah..!!” bentak Key sambil mengusap-usap kepalanya.

“Kau itu membuatku kesal tahu dan sekarang kau membentakku, kau ingin kujitak lagi..!!” kata So Eun sambil menggangkat kepalan tangannya.

“Ayo..!!” tantang Key.

Akhirnya main jitak-jitakan dan kejar-kejaranpun terjadi di antara mereka. Murid kelas F yang melihat itu hanya bersorak “Ayo..ayo..!!” untuk mereka yang berlarian kesana-kesini di dalam kelas.

Tiba-tiba datang seorang pria yang memegang pedang kayu dan diapun “Traaakk” memukulkan pedangnya ke meja guru di hadapannya. Semua siswa kaget mendengarkan bunyi tersebut dan lebih kaget lagi melihat pria yang berdiri di depan kelas mereka.


“Sepertinya kalian sudah saling kenal satu sama lain..!” ucapnya. “Dan terutama kalian berdua..!!” dia melihat kearah Key dan So Eun yang mengepalkan tangan di atas kepala lawan masing-masing. “Perkenalkan, nama saya Bi Dam. Pak guru Bi Dam” jelasnya. Mendengar hal tersebut semua siswa kembali duduk di tempatnya masing-masing. “Saya wali kelas kalian, guru sejarah sekaligus pembina Klub Kendo di sekolah ini” jelasnya lagi. “Dari dulu kelas F terkenal karena merupakan sarang berandal dan pembuat onar. Nilai-nilai murid kelas F merupakan nilai yang terburuk dari semua siswa di Shinwa..!! Tapi sepertinya tahun ini akan berbeda. Kim So Eun..!! Selamat..! Karena kamu mendapatkan nilai sempurna di ujian masuk..!” terangnya. Semua murid kelas F melihat kearah So Eun dengan tatapan takjub dan So Eun pun hanya tersenyum membalas tatapan mereka.

“Hari ini silahkan kalian menentukan pengurus kelas, ketua kelas yang terpilih, silahkan temui saya di ruang guru di lantai 2 untuk memberikan draf pengurus kelas..! Setelah selesai memilih ketua kelas, silahkan kalian berkeliling sekolah untuk menentukan masuk ke klub yang kalian sukai. Perlu diingat..!! setiap murid wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini..!!” terangnya lagi dan Pak guru Bi Dam pun meninggalkan kelas tersebut.

====

Di koridor lantai 2 So Eun berpapasan dengan seorang cowok tampan dan imut ketika dia baru keluar dari lift. Cowok itu menatap So Eun cukup lama seakan menyelidiki sesuatu dengan matanya yang indah itu dan akhirnya dia tersenyum sambil mengangkat sebelah tangannya.


“Senyuman yang manis..!” batin So Eun.

Dari jauh terdengar seseorang memanggil “Bummie” kearah mereka dan cowok di depan So Eun pun berbalik dan mengucapkan nama “Hyung Joong”. “Bummie..? Panggilan yang imut..!” lirih So Eun. Meskipun suara So Eun kecil, namun Kim Bum mendengarnya dan diapun berbisik di telinga So Eun, “Tidak seimut panggilanku untukmu Eunnie..!”. So Eun yang kaget menatap Kim Bum dengan tajam seakan mencari tahu apa maksud dari ucapan cowok tersebut. So Eun terus menatapnya sampai pintu lift tertutup dan cowok itu pergi bersama temannya.

So Eun pun memasuki ruang guru, disana dia melihat Se7en dan Kim Ki Bum sedang menyerahkan draf kepada wali kelas masing-masing. So Eun pun mendatangi meja wali kelasnya.

“Pak guru, ini draf pengurus kelas 1.F..!” ucap So Eun sambil menyerahkan secarik kertas kepada Bi Dam.

“Terima kasih ya..!! Jadi kamu ketua kelasnya..?” tanya Bi Dam sambil mengambil draf tersebut.

“De..!!” jawabnya.

“Apa kamu berniat jadi penguasa?” tanyanya lagi

“Penguasa..?” kaget So Eun karena dia tidak mengerti apa yang dibicarakan wali kelasnya itu. “Saya rasa tidak, pak..!” jawab So Eun.

“Waahh.. sayang sekali. Saya rasa kamu memiliki kriteria untuk itu..!” ungkapnya. “Kalau begitu kamu boleh pergi, jangan lupa memilih ekstrakurikuler apa yang ingin kamu ikuti..!” terangnya lagi.

“Baik, pak..! Terima kasih..!! jawab So Eun dan diapun pergi meninggalkan ruang guru tersebut.

Tiba-tiba Bi Dam memanggil Se7en dan Ki Bum dan kedua muridnyapun mendekat kepadanya.

“Kim So Eun..! kalian kenal dengannya..?” tanya Bi Dam tiba-tiba.

“Ya.. kami kenal dengannya, pak! Saya temannya sejak kecil dan Ki Bum sunbae seniornya di SMP..!” jelas Se7en.

“Apa kalian juga kenal dengan Kim Bum?” tanyanya lagi.

“Tidak, pak..!! saya cuma tahu nama dan wajahnya saja” jelas Ki Bum, diikuti anggukan dari Se7en.

“Di lihat dari kualifikasinya, sepertinya anak itu akan menjadi anggota inti OSIS. Bukankah penguasa bisa kesulitan bila hal ini sampai terjadi..!!” jelasnya.

“Sepertinya begitu, pak..! Selain latar belakang keluarganya yang hebat dia juga pintar, jago dalam segala hal dan memiliki jiwa pemimpin..!” terang Ki Bum.

“Namun dia tidak sejenius Kim So Eun, buktinya dia kalah dari So Eun di ujian masuk, So Eun juga hebat dalam segala hal dan dia juga memiliki jiwa pemimpin. Sewaktu SMP dia adalah ketua OSIS yang disayangi dan disegani oleh semua murid dan guru..!” jelas Se7en membanggakan So Eun yang sudah seperti adiknya sendiri.

“Saya tahu dan alangkah baiknya bila Kim So Eun menjadi salah satu penguasa di sekolah ini! Kalian juga berpikir seperti itukan?” tanya Bi Dam. Se7en dan Ki Bum pun mengangguk menjawab pertanyaan guru mereka. “Baiklah kalau begitu, kalian usahakan agar Kim So Eun setuju menjadi penguasa kelas 1..!” perintahnya.

====

Sementara itu di lantai 3 SMA Shinwa.

“Hyung Joong.. kenapa kau membawaku kesini?” tanya Kim Bum.

“Noona menyuruhku membawamu menemuinya..!” jawab Hyung Joong.

“Ada urusan apa?” tanyanya lagi.

“Sudahlah nanti kau juga tahu..! jawabnya sambil menarik tangan Kim Bum

Di ruang kepala sekolah.

‘Tok..Tok..!’ terdengar suara ketukan pintu.

“Ya.. silahkan masuk..!” ucap kepala sekolah mempersilahkan orang tersebut.

“Noona.. aku membawa Kim Bum!” ucap Hyung Joong

“Ada apa seorang kepsek SMA Shinwa mencari murid sepertiku?” ucap Kim Bum dengan sinis.

“Waah.. sepupuku tersayang masih kesal rupanya..! Kau tahu Bummie, Kim So Eun menjawab soal ujian dengan sempurna. Kau hanya beda 1 poin saja darinya..!! itu juga membuktikan bahwa kau juga pintar menginggat ujian masuk ke sekolah ini sungguh sulit dan kau hanya salah satu soal saja..!” jelas Kim Hyun Joo

“Aku dikalahkan seorang gadis, bagaimana aku tidak kesal..! belum pernah aku dipermalukan seperti ini!” kesal Kim Bum

“Dan sepertinya kau akan dikalahkan lagi olehnya..!” ucap seorang cowok tinggi yang rupanya sudah berdiri dari tadi di samping Kim Bum.

“Min Ho..!!” kaget Hyung Joong.

“Aku Lee Min Ho.. murid kelas Elite 2.A..!!” jawabnya.

“Apa maksudmu?” tanya Kim Bum sinis.

“Maksudnya kau akan dikalahkan lagi, karena sepertinya Kim So Eun akan menjadi penguasa dikelas 1..!” jelas Hyun Joo.

“Lalu apa hubungannya denganku?” tanya Kim Bum seakan tidak peduli.

“Penguasa adalah sebutan untuk orang yang memiliki kriteria sebagai pemimpin di kelas Spesial. Biasanya penguasa dipilih berdasarkan popularitas, kepintaran, jago berkelahi dan berjiwa pemimpin. Semua kriteria itu ada pada Kim So Eun murid kelas 1.F..!” jelas Min Ho.

“Itu benar, murid kelas Elite dan kelas Spesial secara tidak langsung saling bermusuhan. Hal ini sudah berlangsung sejak sekolah ini didirikan sampai sekarang. Setiap kali ada masalah pasti pengurus OSIS sebagai perwakilan kelas Elite selalu menegur penguasa kelas Spesial dan biasanya berakhir dengan pertandingan. Siapa yang menang dialah yang berhak mengambil keputusan, begitupun dengan kebijakkan-kebijakkan sekolah lainnya. Dan Kim So Eun akan menjadi penguasa yang paling sulit ditaklukkan..!” terang Hyung Joong memacing Kim Bum

“Menaklukkan Se7en dan Kim Ki Bum penguasa kelas 2 dan 3 saja sudah sulit, apalagi Kim So Eun. Gadis jenius yang bergabung di kelas Spesial..!” ucap Min Ho memanas-manasi Kim Bum.

“Huh..!! kupikir apa..! ternyata Kepsek dan sunbae meminta pertolonganku, heheheh… kalian memintaku untuk bergabung dengan OSIS supaya tidak ditaklukkan para penguasa, benarkan..?” sinis Kim Bum.

“Hehehe… ternyata kau memang pintar..!” ucap Min Ho.

“Lalu apa kau bersedia menjadi pengurus inti OSIS Bummie..?” tanya Hyun Joo

“Pertarungan penguasa dan anggota inti OSIS, sepertinya menarik..!! Tentu aku tidak akan melewatkan hal ini..!” jawabnya. “Gadis jenius? yang benar saja..!! kita lihat seberapa jeniusnya kau Eunnie. Akulah yang akan menaklukkanmu Kim So Eun..!” batin Kim Bum.

“Baik..!! dengan ini, aku Kim Hyun Joo Kepala Sekolah Shinwa memutuskan, Lee Min Ho menjabat sebagai Ketua OSIS, Kim Bum sebagai Wakil Ketua OSIS, Kim Hyung Joong sebagai Sekretaris OSIS. Laksanakan tugas kalian dengan sebaik-baiknya. Apa kalian mengerti?” perintah Hyun Joo.

“De..!! Kami mengerti” jawab Min Ho, Kim Bum dan Hyung Joong bersamaan.

“Lalu siapa bendahara OSISnya, nona Kim Hyun Joo?” tanya Min Ho.

“Sampai saat ini aku belum menemukan murid Elite yang berkualifikasi seperti Kim Joon..!” jelasnya.

“De..!! Kim Joon adalah bendahara yang paling hebat, sudah 2 tahun dia menduduki jabatan itu dan hasil kerjanya selalu bagus, sayang dia sudah kelas 3..!” jelas Hyung Joong.

“Memangnya ada peraturan yang melarang murid kelas 3 menjadi pengurus inti OSIS?” tanya Kim Bum.

“Tidak ada!” jawab Hyun Joo.

“Aku hanya ingin bekerjasama dengan orang-orang yang berkualifikasi..!” jelas Kim Bum.

“Baik..!! kalau begitu kau saja yang membujuk Kim Joon untuk bergabung bersama OSIS lagi!” ucap Hyun Joo.

“Tidak masalah..!” ucap Kim Bum. “Kau tahu dimana dia sekarang Hyung Joong?” tanyanya.

“De..!! dia sekarang di klub Kendo, memantau murid-murid baru yang ingin masuk klub” jawab Hyung Joong.

“Kita kesana!” jelas Kim Bum

====

So Eun asyik berkeliling sekolah untuk melihat klub-klub di sekolah tersebut. Sampai akhirnya dia tiba digedung olahraga yang sangat besar. Di dalamnya terdapat lapangan basket, badminton, voli dan ruang-ruang untuk klub-klub olahraga lainnya. Ketika So Eun sedang melihat-lihat demonstrasi dari senior-seniornya dalam bermain basket, So Eun dikejutkan oleh seseorang yang memeluknya dari belakang. Kemudian dia memutar kepalanya, berpikir siapa yang berani begitu kurang ajar padanya. Ketika dia melihat wajah orang tersebut, langsung saja dia ‘pletak’ menjitak kepala orang tersebut.

“Aduuhhh….!! Sakit So Eun..!” kata orang tersebut yang memang jitakkan So Eun kali ini lebih kuat dari sebelum-sebelumnya.

“Heya..!! Kau sudah bosan hidup ya..? Berani sekali kau memelukku Key..!” marah So Eun.

“Ck..ck..ck..! Kau benar-benar tidak bisa diajak bercanda ya..!!” balas Key tanpa merasa bersalah sedikitpun.

“Apa..?” kesal So Eun yang melihat muka tidak berdosanya Key.

“Hei bocah tengil..! berani sekali kau menganggu adikku.” Kata seseorang yang lengan kanannya sudah melingkar di leher Key.

“Aahhhkkkk…!! Memangnya apa yang kulakukan?” tanya Key yang sepertinya susah untuk bernapas.

“Apa yang kau lakukan? Kau masih berani bertanya apa yang kau lakukan. Bocah tengil sepertimu berani sekali memeluk adikku..!” jelasnya dengan semakin menguatkan kuncian lengannya.

“Oppa Se7en..!! Sudahlah..! Dia bisa mati kalau seperti itu terus!” jelas So Eun.


“Dia siapa So Eun?” tanya Ki Bum.

“Dia Key..! Teman sekelasku..!” jawab So Eun sambil melepaskan tangan Se7en dari leher Key.

“Tidak So Eun, tidak sunbae-sunbae itu, memangnya aku kurang terkenal ya..! Sampai mereka bertanya siapa aku, malah tulang leherku sakit sekali..!” batin Key sambil mengoyang-goyangkan lehernya.

“Hei bocah tengil, berani kau menganggu So Eun.. mati kau..!!” kata Se7en sambil mengacungkan tinjunya di muka Key.

“Waahh.. kalau soal itu aku tidak janji, habis So Eun manis sekali..!! Hehehehe…!!” katanya sambil berlari menuju gadis-gadis yang menunggunya.

“Hey kau..!!” teriak Se7en ingin mengejar Key, tapi tangannya dipegang oleh So Eun.

“Sudahlah Oppa, bila dia macam-macam aku sendiri yang akan menghajarnya..!” jelas So Eun

“So Eun, apa kau sudah memilih masuk klub apa?” tanya Ki Bum

“Belum..!! Aku binggung mau masuk klub apa..! Sunbae masuk klub apa?” tanyanya.

“Aku klub basket..!” jawab Ki Bum.

“Aku klub drama..!” jawab Se7en.

“Oppa dan sunbae temani aku melihat-lihat klub di gedung ini ya..!!” rengek So Eun sambil menarik tangan Se7en dan Ki Bum.

====

Di klub kendo terlihat Kim Joon asyik mendemonstrasikan jurus-jurus kendo kepada murid-murid baru. Min Ho, Hyung Joong dan Kim Bum menunggu sambil melihat Kim Joon bertarung dengan sparing partnernya. Setelah selesai, Kim Joon pun mendekati mereka.

“Hei Hyung Joong, Min Ho dan….!!” Sapa Kim Joon

“Kim Bum..!!” jelas Hyung Joong.

“Hey Kim Bum..!! Ada apa kalian kemari?” tanyanya sambil bersalaman dengan Kim Bum.

“Sunbae.. kami ingin kau bergabung dengan OSIS lagi..!!” jawab Min Ho.

“Tidak ada yang lebih pantas menjadi bendahara OSIS selain sunbae..!” jelas Hyung Joong.

“Hehehe..! terima kasih atas pujiannya. Tapi aku sudah kelas tiga, aku ingin konsentrasi belajar..!!” jelasnya.

“Kim Joon sunbae..!! Bendahara OSIS selama 2 tahun ini, hasil kerjamu bagus dan nilai-nilaimu selalu dalam peringkat 10 besar dari semua siswa Shinwa. Aku rasa kau tidak mempunyai masalah dalam hal belajar. Lalu apa alasanmu sebenarnya menolak jabatan ini?” tanya Kim Bum.


Kira2 apa y alasan Kim Joon sebenarnya…??!

Terus klub apa y yg bakal dipilih So Eun..??!!

Gimana nasib Key klo dy meluk So Eun lge..!!

Waahhh… makin seru aja..!! heheheh….!!!

Sambungan ceritanya ada di part selanjutnya, jadi sabar y..!! Segini aja dulu ntr baru di postingin lg..!! Jgn lupa tinggalkan jejak pembaca, komentar, kritik dan sarannya..!! Oke..!! ^_^

Between U and Me Part 1: Awal Pertemuan Kau dan Aku


Papa and Mama So Eun..!!

Lee Dong Gun dan Han Ji Hye



Kepala Sekolah (sepupu Kim Bum dan kakaknya Kim Hyung Joong)

Kim Hyun Joo

Saat jam menunjukkan pukul 6 pagi, terdengar teriakan seorang wanita dari balik pintu kamar putrinya. “So Euuunnnn…. Ayo cepat bangun, inikan hari pertamamu masuk SMA. Apa kamu ingin terlambat di hari pertamamu?” sahut sang ibu sambil mengedor-gedor pintu kamar tersebut. “Hooaamm… iya ma…!!” sahut So Eun yang masih setengah mengantuk setelah semalaman membaca komik kesukaannya Samurai Deeper Kyo sampai jam 1 pagi.

Bagi So Eun cukup 30 menit saja waktu yang dibutuhkan untuk mandi dan berdandan. Kemudian So Eun pun turun ke lantai 1 dimana ayah dan ibunya sudah menunggunya untuk sarapan. “Pagi pa, pagi ma..!” sapa So Eun sambil mencium pipi kedua orangtuanya. “Kamu peringkat satu lagi di ujian masuk ya So Eun?” tanya papanya yang baru tadi malam pulang dari tugas dinasnya di luar kota selama seminggu ini. “Hhmm.. iya pa!” jawabnya. “So Eun apa kamu sudah mempersiapkan kata sambutan?” tanya mamanya sambil meletakkan piring yang berisikan nasi goreng + telur setengah matang kesukaannya. “Sudah ma..! Hmm Yummiee…!! jawab So Eun sambil menikmati sarapannya.

Di Korsel murid yang menduduki peringkat pertama dalam ujian masuk biasanya akan di tunjuk sebagai perwakilan siswa angkatan tersebut untuk memberikan kata sambutan. Memberikan kata sambutan di hari pertama sekolah merupakan hal yang biasa bagi So Eun, secara dia selalu menduduki peringkat pertama dalam semua ujian ataupun pertandingan.

“Pa..!! ma..!! So Eun pergi dulu ya..!! ucapnya sambil mencium pipi kedua orangtuanya. “Ya..! di sekolah barumu, hati-hati sama teman cowokmu ya..!! nasehat ibunya. “Apa yang mesti ditakutin sech ma?” tanya So Eun. “Mama takut ada yang menantangmu berkelahi di sekolah, baru-baru inikan kamu menang kejuaran Taekwondo seprovinsi!” ungkap mamanya. “Oke ma..! So Eun akan berhati-hati!” jawabnya. “So Eun kamu masuk kelas A kan?” tanya papanya. “Tidak pa, kelas F” jawabnya sambil berjalan ke halaman depan rumahnya. “HAH??” seru papa dan mamanya yang kaget, karena biasanya anak mereka msuk kelas A.

======

Cuma butuh waktu 45 menit dari rumah So Eun ke SMA Shinwa. “Pak.. kita lewat gerbang belakang saja!” ucap So Eun kepada supir pribadinya. “Baik, Nona..!!” sahut supirnya.

So Eun begitu menikmati pemandangan di sekitar bangunan SMA tersebut. Pertama kali memasuki gerbang belakang kita akan disambut oleh rimbunnya pepohonan yang berjejer rapi. Di sebelah kanan ada taman bunga yang indah, dimana banyak murid berkumpul di bangku-bangku taman yang di lengkapi meja kayu sambil bersenda gurau. Ternyata telah banyak murid yang datang kesekolah tersebut, ada yang berjalan kaki, naik sepeda, naik motor, di antar supir dan ada yang membawa mobil sendiri. Mereka memarkirkan kendaraannya di sebelah kiri yang memang sepertinya di khususkan untuk kendaraan. Akhirnya So Eun pun berhenti di depan pintu bangunan yang begitu besar yang merupakan pintu utama belakang bangunan SMA tersebut.

“Pak.. nanti saya tidak usah di jemput, saya akan pulang sendiri.” Ucap So Eun. “Baik, Nona..!! sahut supirnya.

=====

So Eun berjalan di lorong sayap timur lantai 1 sekolah tersebut yang merupakan ruangan untuk kelas Spesial. Dia pun berhenti di sebuah kelas yang di atas pintunya tertera Kelas 1.F. So Eun melihat ternyata sudah banyak siswa yang menempati kursi yang mereka pilih masing-masing. So Eun pun berjalan lebih kedalam dan memilih kursi nomor 3 di samping jendela dimana dia bisa melihat pemandangan taman yang pagi tadi telah dia lewati. Tiba-tiba ada cowok yang menyapanya, suaranya terdengar dari belakang kursinya.

“Hai..!!” sapanya.

“Hai juga…!!” jawab So Eun.

“Aku Key…!! Key Shinee…!! Tahukan..!” narsis Key.

“Hah..!! Nggak tuch..!! jawab So Eun sekedarnya.

“Ring Ding Dong..!” ucapnya.

“Ring apa..?” balas So Eun.

“Jadi kamu benar-benar nggak tahu?” tanyanya.

“Nggak..!” jawab So Eun diiringi gelengan kepalanya.

“Aku Key Shinee!! Penyanyi yang lagi popular saat ini, hehehe…!” narsisnya.

“Oohh..!! Aku Kim So Eun!” terang So Eun yang dalam hati bekata, “Nie orang narsis amat sech..!! Emang segitu terkenalnya dia!”

Tiba-tiba dari luar kelas, tepatnya di depan pintu terdengar gadis-gadis yang histeris berteriak, “KEEEEYYYYYY………..!! KEEEEEYYYYYYY…….!!! Wahhh… itu benaran Key. Lebih ganteng yang aslinya ya..!!” dan masih banyak lagi pujian-pujian yang di lontarkan gadis-gadis tersebut. Key yang mendengar namanya di teriakkan segitu kerasnya sampe seisi kelas bisa tuli dibuatnya menghampiri mereka sambil tersenyum dan melambaikan tangannya, namun sebelumnya dia mendekatkan wajahnya ke So Eun, lalu berbisik di telinga So Eun, “So Eun kamu cewek yang manis..!! Aku suka.. kita pasti bisa jadi sahabat..!!”. So Eun yang mendengar kata-kata tersebut hanya tersenyum sambil melihat Key yang dikerubungi fans-fansnya seperti semut mengkerubungi gula. Dalam hatinya dia berkata, “Ohh… terkenal toh..!! Sorry kalau aku nggak tahu, habis aku doyannya dengerin lagu-lagu barat sech..!!

======

Upacara penyambutan murid baru diadakan di aula SMA Shinwa yang besarnyaaa gilaaa bujubuneng…!! Gede amat yaaa’..!! Pastinya itulah yang ada dipikiran para murid baru tersebut. Aula yang benar-benar besar dan mewah, hal yang wajar sech secara SMA Shinwa merupakan SMA no. 1 di Korsel tempat orang-orang pintar dari seluruh penjuruh negeri bersekolah, tidak hanya anak pintar namun juga diisi oleh anak-anak orang kaya dan berprestasi.

Murid baru alias murid kelas satu berbaris di tengah ruangan, murid kelas dua di kiri dan murid kelas tiga di kanan. Ketika berbaris atau berkumpul di aula murid kelas Elite dan Spesial tidak dibedakan, mereka hanya dibedakan berdasarkan kelas 1, 2 dan 3. Hal ini merupakan peraturan sekolah yang tidak dapat diubah.

Suasana begitu tenang ketika Kepala Sekolah SMA Shinwa Nona Kim Hyun Joo menyampaikan kata sambutan dan tata tertib sekolah.

Namun semua itu tidak berlangsung lama ketika MC menyebutkan acara selanjutnya adalah kata sambutan dari perwakilan siswa baru. Sontak semua siswa bergumam pasti Kim So Eun, pasti Kim Bum, bukan So Eun, aku yakin Kim Bum, aku rasa Kim So Eun. Baik murid kelas 1, 2 dan 3 silih berganti menyebutkan dan menebak siapa yang akan menjadi perwakilan siswa baru dalam memberikan sambutan. Semua murid di SMA tersebut sudah tahu bahwa akan ada dua orang jenius yang lulus dan masuk ke sekolah mereka dan sepertinya mereka memakai hal ini sebagai taruhan yaitu siapa yang rangking pertama dan memberikan kata sambutan.

Akhirnya MC tersebut berkata, “Kata sambutan dari perwakilan siswa baru akan disampaikan oleh Kim So Eun”. Terdengar suara tepuk tangan dari para siswa yang lainnya, ada juga yang sepertinya kecewa karena tebakan mereka salah dan mereka kalah taruhan. Namun, akhirnya mereka juga bertepuk tangan.

So Eun melangkah dengan pasti ke atas mimbar, karena sebelumnya dia sudah ditelepon pihak sekolah bahwa dia diminta memberikan kata sambutan. Sepertinya ini sudah menjadi tradisi untuk merahasiakan siapa pemberi kata sambutan dari pihak murid baru sampai waktu acara penyambutan murid baru tersebut.

So Eun menyampaikan kata sambutannya dengan baik dan mantap, begitu menggugah dan menginspirasi. Semua siswa menatapnya dengan berbagai tatapan. Namun, ada siswa yang sepertinya tidak percaya bahwa dirinya dikalahkan oleh seorang gadis.

Dari raut wajahnya terlihat dia begitu kesal dan kecewa, tentu saja ini merupakan pukulan telak kepadanya. Bagaimana mungkin seorang Kim Sang Bum dikalahkan seorang gadis, yang benar saja.

======

Setelah upacara penyambutan selesai, para siswa kembali ke kelas masing-masing.

Di koridor tengah, koridor yang menghubungkan koridor Elite dan Spesial ada seorang pria yang menyapa So Eun.

“Hai.. Kim So Eun..!!” sapanya.

“Hai.. Kim Joon sunbae..!” balas So Eun.

“Selamat ya…!” ucapnya.

“Untuk..??” balas So Eun.

“Selamat atas kemenanganmu dalam kejuaraan taekwondo tingkat provinsi tahun ini..!” jelasnya.

“Oh..! Terima kasih! Oya.. dikejuaraan kali ini aku tidak melihat sunbae..!!” ucap So Eun.

“Aku ikut pertandingan karate di Jepang mewakili Korsel!” jelasnya.

“Menang??” tanya So Eun.

“Tentu saja..!! Namun aku sedikit meyesal..!” jawabnya

“Kenapa?” tanya So Eun lagi.

“Hhmm… karena tidak bisa bertanding melawanmu, kalau seperti ini terus kapan aku bisa menang melawanmu..!” jawabnya.

“Hahaha…! Kalau diingat-ingat lagi sunbae memang tidak pernah menang dariku..!” ledek So Eun.

“Aisshhh…!! Kau itu makannya apa sampai kuat begitu? Badan kecil, mungil tapi tenaga besar..!! Sampai sekarang aku tak habis pikir bagaimana aku bisa kalah darimu..!!” kesal Kim Joon.

“Hehehehe….!!” So Eun yang mendengar hal itu hanya tertawa melihat ekspresi Kim Joon.

Tak berapa lama mereka berbincang ternyata hampir semua murid yang melewati koridor tersebut mematung melihat canda tawa mereka. Ya iyalah..!! Secara Kim Joon murid kelas Elite dan Kim So Eun murid kelas Spesial, bagaimana mungkin mereka bisa akrab begitu. Sesaat setelah itu Kim Joon pun menaiki lift yang ada di koridor untuk naik ke lantai 3 tempat kelasnya berada.

Sebelum melangkahkan kakinya ke koridor Spesial, So Eun terkejut ketika ada seseorang yang menutup matanya.

“Pertanyaan..!” ungkapnya.

“Apa?” tanya So Eun sambil memegang tangan orang yang menutup matanya.

“Siapa orang yang paling ganteng di dunia?” tanyanya

“Oppa Jun Ki!” jawab So Eun

“Betul sekali. Lalu siapa orang kedua paling ganteng di dunia?” tanyanya lagi sambil tetap menutup mata So Eun.

“Papaku..! yang ketiga Kyo..!” jawab So Eun.

“Lalu aku yang keberapa?” tanyanya lagi masih tetap menutup mata So Eun

“Oppa Se7en yang keempat..!” jawab So Eun.

“Dasar kau ini!” kesal Se7en sambil menjitak kepala So Eun.

“Oppa…!” kesal So Eun

“Masa’ aku kalah dari tokoh komikmu si Kyo itu..!” jelas Se7en.

“Emang Kyo lebih guuaannnteng dari oppa..!! ledek So Eun sambil memonyongkan mulutnya.

“Kauuu…!!” kesal Se7en

“Hehehehe…!! Oppa..! Ntar aku pulang bareng Oppa ya..!!?” pinta So Eun sambil bergelayutan di lengan Se7en.

“Boleh..! Kita beli es krim di tempat biasa ya..!!” ucapnya.

“Okee..!” balas So Eun

Tanpa mereka sadari ternyata makin banyak orang yang mematung melihat tingkah So Eun dan Se7en yang dari tadi bersenda gurau itu. Diantara mereka terlihat Kim Bum, Lee Min Ho dan Kim Hyung Joong. Entah apa yang terlintas di pikiran mereka masing-masing melihat hal tersebut.

Kira2 apa y yg trlintas di pikiran mereka??!!


Yang merasa kepanjangan.. Maaf ya…!!

Yang merasa kependekan… Sabar.. Buk…!!

Sampai disini aj dulu buk..!! ntr baru di postkan lagi..!!

Seperti biasa jgn lupa tinggalkan jejak pembacanya..!! d tunggu kritik n sarannya…! Oke.. ^_^

My Lovely..!!

Annyeong MBL….!! ♥ ♫ ♥

Selamat membaca y…!!

Disebuah rumah yang mungil namun nyaman ini. Tinggal sepasang suami istri yang baru 3 bulan ini menempati kawasan perumahan Shinwa, karena sebelumnya hanya sang pria saja yang tinggal disana. Setelah mereka menikah diapun tinggal bersama istrinya di rumah mungil mereka. Ketika jam menunjukkan pukul 07.30 sang istri mengantar suaminya sampai di carport. Suaminya yang seorang dokter itu bersiap-siap untuk berangkat ke RS.Soeul.

“Baiklah So Eun..! aku berangkat dulu ya..!” ucap sang suami sembari mengambil tas kerjanya yang digenggam istrinya.

“Iya oppa..! hati-hati di jalan ya..!” balas sang istri sambil mencium tangan suaminya.

Ketika mobil Kim Bum melaju meninggalkan rumah mungil mereka, tetangga mereka Goo Hye Sun yang dari tadi memperhatikan mereka di perkarangan depan rumahnya berkata, “Aduuhhhh kalian mesra sekali..! Kau itu beruntung sekali Ny. Kim, suamimu itu sudah tampan, pengertian pula, beda sekali dengan suamiku!”. “Aahh… Ny. Lee bisa saja..!” ucap So Eun sambil tersenyum malu. “Ny. Lee..!! mianhae.. saya masuk dulu, saya mau bersiap-siap berangkat kuliah!” lanjut So Eun. “Oh iya..!! silahkan..!” balas Hye Sun. So Eun pun mengangguk dan masuk ke dalam rumahnya.

“Aahh.. seandainya itu benar..!” ucap So Eun ketika memandang foto pernikahannya dengan Kim Bum.


“Pernikahanku tak lebih dari dua orang yang tinggal serumah, tanpa cinta, hanya menunaikan tugas masing-masing sebagai istri dan suami, dimana mesranya..!?” ucap So Eun lirih.

***********

Orangtua So Eun meninggal dalam kecelakaan mobil waktu dia berumur 14 tahun, setelah itu dia hanya tinggal berdua dengan kakaknya Yoona. Yoona yang 4 tahun lebih tua darinya sangat menyayangi adiknya itu, satu-satunya keluarga yang dia punya. Dia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. So Eun dan Yoona mendapat beasiswa sehingga mereka tidak pusing dengan biaya sekolah. Yoona bekerja part time di café, sementara So Eun lah yang mengatur urusan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Mereka saling bahu membahu untuk berlayar mengarungi kehidupan. Namun sayang, ketika So Eun berumur 17 tahun Yoona meninggal karena penyakit langka yang baru 1 tahun ini dideritanya. Semasa SMA dan kuliah Yoona mempunyai kekasih yang sangat mencintainya. Dia adalah Kim Bum, pria yang sudah menemani hari-harinya selama 5 tahun terakhir ini. Sebelum Yoona meninggal dia berpesan,

“Kim Bum..! apa kau mencintaiku..!?” tanya Yoona saat dirinya terbaring lemah di ranjang RS. Soeul.

“Tentu saja..!! Sangat… sangat mencintaimu..!! Saranghae Yoona..!” ucap Kim Bum dengan getir sambil menatap lembut mata Yoona yang sudah mulai berkaca-kaca.

“Maukah kau berjanji padaku..!?” tanyanya lagi. Kali ini mata Yoona menatap Kim Bum dengan tajam.

“Tentu saja..!” jawab Kim Bum dengan suara yang bergetar sambil mengenggam tangan kekasih yang dicintainya itu.

“Berjanjilah satu hal padaku, aku mohon kau jangan menolaknya!” ucap Yoona yang berlinang airmata. Hidupnya sudah tidak lama lagi, dia tahu itu, begitupun dengan Kim Bum dan So Eun.

“De..!!” ucap Kim Bum yang tak kuasa menahan airmatanya.

“Hanya kau pria yang kupercayai, aku mengenalmu melebihi yang kau tahu. Hanya kau yang pantas, aku tenang bila meninggalkannya ditanganmu..!” ucap Yoona dengan suara yang bergetar menahan tangis.

“Kau bicara apa Yoona..! Jangan bicara seperti kau akan….!” Ucap Kim Bum, namun dia tidak dapat melanjutkan kata-katanya.

“Aku akan meninggalkanmu dan juga So Eun..! Kau tahu itu. Inilah takdirku. Aku menerimanya. Kuharap kau dan So Eun juga menerimanya..!” ucapnya lirih sambil mengenggam erat tangan Kim Bum seakan tidak mau lepas.

“Yoona…!!” ucap Kim Bum lirih. “Aku akan menjaga So Eun jika itu yang kau maksud. Kau tidak perlu cemas..!” lanjutnya.

“Aku tahu kau akan menjaganya..! Namun aku tidak meminta itu. Aku ingin kau berjanji… berjanji untuk menikahi adikku, Kim So Eun..!!” ucap Yoona berurai airmata.

“Apa..!” ucap Kim Bum seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

“Berjanjilah Kim Bum..!?” ucap Yoona sambil menambah eratan genggamannya. “Kumohon..!” lanjutnya lagi.

“Aku… aku… aku…! Ini sangat sulit Yoona..!! Kau tahu aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku bahkan tidak tahu apakah bisa mencintai gadis lain lagi atau tidak..!” ucap Kim Bum lirih. Kim Bum menatap mata Yoona, mata gadis yang sangat dicintainya, mata yang menginginkan dia berjanji. Kim Bum lalu berpikir, ini adalah permintaan terakhir dari cinta pertamanya. Lalu dia berkata, “Baiklah, aku berjanji. Aku akan menikahi So Eun… karena aku mencintaimu..!” ucap Kim Bum sambil mencium tangan Yoona yang dari tadi digenggamnya.

“Saranghae Kim Bum ku..!!” ucap Yoona sambil tersenyum. Senyum yang sudah lama tidak di lihat Kim Bum.

Tiga hari setelah itu Yoona meninggal dunia, kepergiannya di lepas So Eun dan Kim Bum yang memang selalu menemaninya selama ini. Yoona meninggal dengan senyum damai menghiasi wajah pucatnya.

Satu tahun setelah kepergian Yoona, tepatnya beberapa hari setelah So Eun lulus dari SMA. Kim Bum menikahi So Eun. So Eun tahu betul kalau pernikahan ini merupakan keinginan terakhir mendiang kakaknya.

**********

Selama 3 bulan mereka menikah. Tidak banyak perubahan yang terjadi. Sikap Kim Bum masih sama seperti sebelum dia menikah, seperti Oppa yang menjaga Dongsaengnya. Kim Bum tidak pernah menganggap So Eun sebagai istrinya, baginya So Eun sudah seperti adik baginya. Mereka tidur terpisah, So Eun menempati kamar utama, sedangkan Kim Bum menempati kamar satunya lagi. Rumah mungil mereka memang hanya mempunyai dua kamar tidur. Sebagai istri So Eun sudah menjalankan perannya dengan baik. Dialah yang mengatur segala urusan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Kim Bum yang merupakan seorang dokter, selalu sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga jarang sekali kesempatan bagi mereka untuk bersama di rumah.

“Aahhh… sudah jam segini..! aku harus cepat-cepat berangkat ke kampus..!” ucap So Eun ketika dia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 09.00. Sebelum berangkat ke kampus So Eun selalu menyempatkan dirinya untuk membersihkan rumah. Soalnya, suaminya itu sangat menyukai kebersihan. “Kebersihankan merupakan sebagian dari iman dan juga awal dari kesehatan” begitu kata Kim Bum.

********

So Eun kuliah di Chung-Ang University jurusan Teater. Cita-citanya adalah menjadi sutradara film yang menginspirasi orang-orang yang menontonnya untuk tetap bertahan hidup apapun yang terjadi. Ini merupakan hari pertama So Eun berkuliah. So Eun memasuki kelasnya dan menyapa beberapa mahasiswa lainnya. Dosen mata kuliah pertamapun masuk. Kira-kira 15 menit setelah pelajaran di mulai terdegar ketukan pintu, “Tok..Tok..!” lalu seseorang masuk dan berkata, “Mianhae pak..! saya terlambat..!”. Lalu seisi kelas menjadi ribut, malahan kedengaran histeris di telinga So Eun. “Kyaaa… JJ..! JJ..!!” teriak gadis-gadis di kelas itu. “Kau kuliah di jurusan Teater..?” tanya dosen tersebut. “De.. pak!” jawabnya. “Baik, karena ini hari pertama perkuliahan saya tidak mempersalahkan keterlambatanmu, namun kalau hal ini terjadi lagi, kau tidak boleh masuk jam saya lagi. Mengerti..?”. “De.. pak!” jawabnya lagi. “Annyeong haseyo..!! namaku Jaejoong, senang berkenalan dengan kalian..!” lanjutnya lagi sambil menganggukkan kepala. “Kyaaa… JJ..!” sahut gadis-gadis tersebut. Lalu JJ pun berjalan dan duduk di kursi barisan ketiga, tepat di sebelah So Eun. “Hy..!” sapanya. So Eun pun membalas dengan senyuman.

Saat mata kuliah pertama sudah selesai, gadis-gadis di kelas itu mengerubungi JJ seperti semut mengerubungi gula. So Eun sudah tahu, kalau JJ adalah idola Korsel saat ini, oleh karena itu sebelum gadis-gadis dari kelas lain mendatangi kelas mereka, So Eun berniat keluar dari kelas itu. Namun, JJ menahannya.

“Hhhmmm.. tunggu..!” ucapnya sambil menahan tangan So Eun.

“Ya..! Ada apa?” ucap So Eun yang tangannya kanannya di tahan JJ.

“Aaakkhh… maaf..!” ucapnya sambil melepaskan tangannya. “Namamu?” lanjutnya.

“Kim So Eun..!” balas So Eun.

“Nona Kim aku.,,” ucap JJ namun kata-katanya di potong So Eun.

“Nyonya Kim..!” potong So Eun.

“Apa..!?” tanya JJ tidak mengerti.

“Ny. Kim..!! aku sudah menikah..!” ucap So Eun sambil memperlihatkan jari manisnya yang sudah di hiasi cincin kawin.

“Hhhmm baiklah Ny. Kim..! boleh aku mengcopy jadwal perkuliahan kita..! Jadwal copyanku hilang..!” lanjutnya lagi meskipun sedikit penasaran apa benar gadis yang seusia dirinya ini telah menikah.

“Tentu saja, ini..!! kau bisa mengembalikannya pada mata kuliah kedua..!” ucap So Eun sambil menyerahkan kertas miliknya.

“Oke.. gomawo ya..!!” ucap JJ.

*********

Tak terasa 1 bulan sudah So Eun menjadi mahasiswa. Banyak sekali pengalaman baru yang dia dapat di bangku kuliah, ya.. meskipun tugas-tugas kuliahnya juga banyak. Selama 1 bulan ini dia menjadi teman dekat JJ, itu dikarenakan mereka sering mengerjakan tugas bersama. JJ selalu minta sekelompok dengan So Eun. Alasannya karena dia tidak mau sekelompok dengan cewek-cewek yang histeris bila berdekatan dengannya, beda dengan So Eun yang selalu kalem bila berhadapan dengan JJ.

“Hei Ny. Kim..!! apa aku harus selalu memanggilmu begitu..! aneh tahu.. kitakan seumuran..!” tanya JJ saat mereka makan siang di kantin kampus.

“Tentu saja, aku tidak ingin ada orang lain yang salah paham dengan kedekatan kita..!” ucap So Eun.

“Tidak akan.. tidak akan..!! kau tenang saja. Satu universitas juga pada tahu kalau kau sudah menikah dengan seorang dokter..!!” ucap JJ sambil menghabiskan minumannya.

“Iya.. itu semua berkat kau..!! terima kasih karena dirimu aku jadi masuk koran kampus dan segala kehidupan pribadiku di ketahui mahasiswa lainnya…!” sinis So Eun.

“Hahhahahaha.. kau masih marah karena hal itu ya..! ya.. mau gimana lagi.. itulah resikonya dekat dengan artis idola sepertiku..!! Hehehhehehehe…!! Ucap JJ dengan narsisnya.

“Mwo..?? apa tidak salah..? kapan aku mendekatimu..!!? justru kau itu yang selalu mendekatiku!!” kesal So Eun sambil menatap tajam JJ.

“Iya..iya..!! baiklah..baiklah..!! aku yang mendekatimu.. jadi berhenti memandangku seperti penjahat..!!” ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya ke So Eun. “Hei aku memanggilmu So Eun saja ya..!! yaa…..??” lanjut JJ sambil menunjukkan wajah memelasnya.

“Baiklah..! tapi kau berhenti bersikap seperti gigolo begitu..!! orang lain akan menyangka kau sedang merayu istri orang..!!” ucap So Eun sambil melihat orang-orang disekitarnya.

“Oke..!! So Eun..!!” ucapnya lagi.

**********

Kim Bum yang sedang menikmati makan malamnya berdua dengan So Eun membuka pembicaraan.

“Bagaimana kuliahmu..?” tanya Kim Bum.

“Hhhmm menyenangkan..!!” jawab So Eun.

“Siapa itu Jaejoong…?” tanya Kim Bum sambil memakan makanannya.

“Dia artis idola, lebih tepatnya penyanyi. Dia satu kelas denganku..!!” jawab So Eun.

“Jangan terlalu dekat dengannya..!!” ucap Kim Bum.

“Kenapa..?” tanya So Eun. “Apa oppa cemburu ya..!!?” batin So Eun.

“Kedekatan kalian akan menjadi mangsa juruwarta dalam mencari berita. Aku tidak ingin kuliahmu terganggu oleh hal itu. Kau mengerti..?” jelas Kim Bum.

“Kamikan hanya berteman..!!” jelas So Eun.

“Apa ada, teman yang mengantarkan wanita yang sudah menjadi istri orang sampai kedepan pintu rumahnya..?” tanya Kim Bum dengan sedikit emosi.

“Oppa…! Kau itu kenapa sech..!!?” tanya So Eun yang tidak mengerti kenapa Kim Bum emosi.

“Aaahhh.. sudahlah..!! yang jelas aku tidak ingin kau berboncengan dengan motornya lagi. Mengerti..?” tanya Kim Bum.

“De..!!” jawab So Eun yang kaget karena baru kali ini dia bertengkar dengan Kim Bum.

Setelah itu Kim Bum lalu memasuki kamarnya. “Kenapa aku tiba-tiba emosi ya..!! ini semua karena tadi aku melihat mereka berboncengan..!” “Apakah So Eun selalu diatar olehnya? Sudah berapa kali dia mengantar So Eun seperti itu..? Apakah ketika pergi kuliah dia menjemputnya..?” begitu banyak pertanyaan yang berputar di kepala Kim Bum. “Aaakkhhhh aku tidak mengerti..!!” ucapnya lagi.

Kim Bum pun mendatangi kamar So Eun. “Tok..Tok..!” lalu So Eun pun membukakan pintu kamarnya. “Ada apa Oppa..?” tanya So Eun yang telah memakai piyamanya, bersiap untuk tidur. “Besok aku akan mengantarmu ke kampus..! Kau pergi pagikan..?” tanya Kim Bum. “Iya..!!” jawab So Eun. “Kalau begitu tidurlah..!” ucap Kim Bum seraya pergi ke kamarnya. “Ada apa dengannya..!” batin So Eun

**********

Pagi harinya terlihat JJ yang sedang duduk-duduk di taman dekat parkiran kampus, tentu saja dia di kelilingi mahasiswi-mahasiswi yang mengerubunginya. Sebuah mobil sport oranye melintas di parkiran kampus, lalu sang pria turun dan membukakan pintu yang satunya lagi. JJ melihat seorang gadis manis yang sudah tidak asing lagi baginya turun dari mobil tersebut. Lalu gadis itu mencium tangan pria tersebut. Lalu sang pria membalas mengecup kening gadis itu. Hampir semua orang yang melihatnya merasa iri dengan kemesraan mereka. Kemudian sang pria memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan kampus tersebut. Lalu gadis itupun berjalan ke taman tempat teman-temannya berkumpul.

“Cieeaah..cieeeaah..!! yang barusan diantarin suami tercinta..!!” ledek teman-temannya.

“Suamimu ganteng juga ya So Eun..!! pantas kau menikah muda..!! ternyata supaya dia tidak di rebut wanita lain..!! Hehhehehhehe….!!” Ledek temannya yang diikuti canda tawa teman-teman yang lain.

“Aakkhhh… kalian ini..!!” ucap So Eun yang malu, pipinya malah telah memerah dengan sendirinya.

“Tapi masih gantengan akukan..?” narsis JJ.

“Bagi kami masih gantengan JJ..!! Nggak tahu dech dengan Ny. Kim kita..!! hehhehehehe..!!” sahut temannya.

“Itu..!! Ahhh… sudahlah ayo ke kelas, sebentar lagi jam pertama di mulai..!” lanjut So Eun sambil berjalan kearah kelasnya dan diikuti teman-temannya.

Sementara itu JJ berjalan paling belakang sambil memikirkan sesuatu. “Kenapa dadaku sakit ya..!! itu suaminya ya..!!” batinnya.

*******

Malam harinya di rumah Kim Bum dan So Eun.

“Oppa.. tadi kau kenapa?” tanya So Eun dengan malu-malu.

“Kenapa apanya..? jawab Kim Bum polos.

“Tadi.. tadi kau..!” ucap So Eun terbata-bata saking malunya.

“Ya..!!?” tanya Kim Bum yang duduk di sofa bersama So Eun sambil menonton TV diruang keluarga.

“Tadi kenapa kau mengecup keningku..!?” tanya So Eun memberanikan diri.

“Wajarkan seorang suami mencium kening istrinya..!! apa salah..?” jelas Kim Bum dengan santainya.

“Tidak salah sech… tapi... itu…!” ucap So Eun yang malu.

“Kenapa..? kau tidak suka..!” tanya Kim Bum sambil memandang mata So Eun.

“Suka sech..!” batin So Eun. Namun dia hanya diam tidak menjawab pertanyaan Kim Bum malah dia mengalihkan pandangannya ke TV.

“Hei.. lihat aku..!!” kesal Kim Bum karena di cuekin So Eun. Lalu tiba-tiba saja dia mencium bibir mungil So Eun.

“Aku bahkan boleh melakukan itu..!” lanjutnya lagi. Lalu diapun pergi ke kamarnya meninggalkan So Eun yang mematung saking kagetnya dengan kejadian itu.

*******

Sudah 2 minggu sejak kejadian itu. Hubungan So Eun dan Kim Bum pun menjadi aneh, mereka hanya berbicara seperlunya saja. Sementara itu di kampus, So Eun jadi sering melamun.

“So Eun..! Hei So Eun…!! Kau kenapa?” tanya JJ membuyarkan lamunan So Eun.

“Aaiissshhh… kau ini..! menggangguku saja..! ada apa?” kesal So Eun.

“Harusnya aku yang bertanya ada apa denganmu..?” balas JJ.

“Hei..!! apa kau pernah berciuman..!” tanya So Eun. “Bagaimana rasanya..!?” tanyanya lagi.

“Kau ini kenapa sech..!! ya tentu saja pernah..! Bagaimana rasanya?? Memangnya kau belum pernah..!?” tanyanya lagi yang binggung dengan pertanyaan So Eun.

“Hah..!? ten.. tentu saja pernah..!” ucap So Eun malu.

“Lalu bagaiman rasanya..?” tanya JJ.

“Hah..!!?” ucap So Eun yang binggung dengan pertanyaan JJ.

“Kau bilang pernah..! Lalu bagaimana rasanya..!” desak JJ.

“Itu.. aku.. aku nggak tahu..!! tiba-tiba saja oppa..!” ucap So Eun namun menghentikan kalimatnya.

“Maksudmu tiba-tiba saja suamimu menciummu, benar begitu?” tanya JJ lalu disusul anggukkan dari So Eun. “Aneh.. kenapa kau baru merasakannya sekarang..! bukannya kalian sudah beberapa bulan menikah..!?” tanya JJ mengintrogasi So Eun.

“Itu.. itu..!!” dan akhirnya So Eun pun menceritakan kenapa dia bisa menikah dengan Kim Bum. Tentang orangtuanya, kakaknya dan kehidupan sebelum dan sesudah pernikahannya dengan Kim Bum.

“Jadi kau menikah dengannya bukan karena cinta..? dan sampai sekarang kalian belum pernah melakukannya..?” tanya JJ bertubi-tubi.

“Akkhhhh.. kau ini ..!! tentu saja belum..!” jawab So Eun sambil memukul lengan JJ. “Cinta ya..? mungkin hanya aku saja yang mencintainya. Ya.. aku mencintainya saat dia masih menjadi kekasih kakakku. Aku jatuh cinta saat pertama kali melihatnya..! Tapi dia tidak akan pernah mencintaiku, dia hanya menganggapku adik dari orang yang sangat dicintainya. Tidak lebih..!!” ucap So Eun yang tanpa sadar air mata telah jatuh dipipinya.

“So Eun..!” ucap JJ sambil menghapus airmata di pipi So Eun.

Tanpa mereka sadari ternyata Kim Bum melihat kejadian itu dari kejauhan. Lalu dengan emosi dia mendekati mereka, menarik tangan So. Terlihat jelas ekspresi So Eun dan JJ yang kaget dengan kedatangan Kim Bum. Kim Bum tidak mempedulikannya, dia menarik tangan So Eun dan membawanya masuk ke dalam mobil. Lalu menancap gas mobil dalam-dalam dan dalam sekejap mereka meninggalkan kampus tersebut. Kim Bum membawa mobil tesebut dengan kecepatan tinggi. “Oppa jangan ngebut..!! Oppa..!!” teriak So Eun yang ketakutan di dalam mobil. Namun, Kim Bum tidak menuruni kecepatannya sedikitpun. Dia melaju secepat kilat dan rem mendadak ketika sampai di depan rumah mereka. Kim Bum menarik tangan So Eun dan membawanya masuk ke rumah.

“Oppa sakit..!! lepaskan tanganku..!!” rintih So Eun yang berusaha melepaskan diri dari Kim Bum.

“Dimana tadi dia menyentuhmu..?” tanya Kim Bum emosi. “Disini.. disini..!” ucap Kim Bum sambil menyentuh pipi dan bibir So Eun.

“Kau kenapa oppa..!? lepaskan aku..!” ucap So Eun cemas.

“Tidak akan pernah..!” ucap Kim Bum sambil menjatuhkan So Eun di sofa.

So Eun mencoba bangun namun ditahan Kim Bum. Dia menciumi So Eun dengan kasar. Dari pipi, leher hingga bibir mungil So Eun. So Eun berusaha mendorong Kim Bum dengan tangan kecilnya itu. Dia berteriak-teriak, “Hentikan oppa..!! Hentikan..!!”. “Ini aku So Eun…! Lepaskan aku…!” lanjutnya lagi. Namun, Kim Bum tidak menghiraukan teriakannya. “Hentikaaannn… aku bukan eonnie YOONA…!!” teriak So Eun dengan lantang. Mendengar itu Kim Bum tanpa sadar refleks berhenti. Dia diam sejenak, lalu berdiri kemudian berkata, “So Eun.. maafkan aku..! aku tidak…!” ucap Kim Bum sambil kembali mendekati So Eun yang telah bangun dari posisinya tadi. Namun, So Eun menghindar. Dia begitu ketakutan, airmata terus terjun dari matanya. “Aku bukan kak Yoona, Oppa..!” ucap So Eun lirih. Lalu diapun berlari meninggalkan rumah tersebut. Di tengah jalan dia bertemu dengan JJ.

“So Eun ayo masuk..!” ucap JJ yang khawatir melihat So Eun.

“Jaejoong…!!?” kaget So Eun. Lalu diapun masuk ke mobil JJ dan merekapun meninggalkan perumahan Shinwa tersebut.

“Kau kenapa?” tanya JJ sambil menyetir. Namun, yang ditanya hanya diam sambil terus menangis. “Kita ke rumahku ya..!” lanjutnya lagi.

Sesampai di rumah JJ, dia membuatkan secangkir teh hangat untuk So Eun.

“So Eun…!! Berhentilah menangis.. kau bisa membuat rumahku kebanjiran tahu..!” ucap JJ.

Namun So Eun masih saja menangis. “Nggak lucu ya..!!” lanjutnya sambil menggaruk-garuk rambutnya. So Eun hanya diam. Tangisnya berhenti 15 menit kemudian.

“Sudah tenang..!” ucap JJ yang dari tadi menatap So Eun yang menangis.

“Iya..!” sahut So Eun sambil mengangguk.

“Apa kau mau menceritakannya..?” tanya JJ.

So Eun menatap JJ dan diapun mulai bercerita mengenai kejadian tadi.

“Lalu bagaimana selanjutnya..!?” tanya JJ setelah mendengarkan curhatan So Eun.

“Aku juga tidak tahu, aku masih mencintainya tapi aku nggak mau kalau hanya dianggap sebagai pengganti kak Yoona. Hatiku sakit saat mengetahuinya..!” jawab So Eun.

“Ya.. sudah..!! Malam ini kau menginap di sini saja. Kau bisa menggunakan kamar tamu..!” jelas JJ. “Aku patah hati dech..! ya sudahlah…!!mungkin kami lebih cocok jadi sahabat” batin JJ.

“Aaahhh.. tidak usah, aku pulang saja. Lagipula bisa gawat kalau wartawan tahu artis idola mengajak istri seseorang menginap di rumahnya..!” ucap So Eun sedikit bercanda.

“Hahahahha…! Tapi apa kau yakin..!?” ucap JJ.

“Cepat atau lambat aku harus menghadapinya..! kalau begitu aku pulang dulu. Kau tidak usah mengantarku, aku mau pulang naik taksi saja..!” jelas So Eun.

“Baiklah..!! kalau ada apa-apa kau bisa meneleponku..!” ucap JJ.

******

Saat So Eun kembali, ternyata Kim Bum sudah menunggunya dengan cemas di teras rumah. So Eun memasuki rumah mereka, dia berjalan dengan tenang karena selama di taksi dia sudah mengambil sikap apapun yang terjadi dia harus menghadapinya.

“So Eun aku minta maaf. Aku.. aku tidak bermaksud melakukan itu..!” ucap Kim Bum memulai pembicaraan.

“Boleh aku bertanya..?” tanya So Eun.

“Tentu saja..!” jawab Kim Bum.

“Kenapa kau begitu emosi akhir-akhir ini..?” tanya So Eun dengan tenang.

“Itu karena…!!” jawab Kim Bum namun dia tidak melanjutkan kalimatnya.

“Karena Jaejoong..?” lanjut So Eun.

“De.. karena dia..!” jawab Kim Bum

“Kenapa?” tanya So Eun.

“Aku tidak suka istriku berdekatan dengan pria lain..!” jawab Kim Bum sambil menatap mata So Eun.

“Istri..? apa benar kau menganggapku istrimu?” tanya So Eun.

“Tentu saja..!!” jawab Kim Bum.

“Saat kau menciumku apa kau menganggapku sebagai istrimu..? Saat kau meminta maaf begini apakah karena merasa bersalah kepada istrimu? Atau kepada adik dari orang yang sangat kau cintai? Kau merasa mengkhianati kakakku?” tanya So Eun membabi buta sementara itu air matanya sudah mulai menetes.

“So Eun..!” lirih Kim Bum sambil mendekatinya.

“Berhenti..! Jawab saja pertanyaanku..!” ucap So Eun sambil mundur satu langkah.

“Kau tahu kenapa butuh 1 tahun bagiku untuk menepati janji pada Yoona untuk menikahimu..!” tanya Kim Bum.

“Apa maksudmu..? tentu saja karena aku masih sekolahkan..!” ucap So Eun yang binggung dengan pertanyaan Kim Bum.

“Saat itu aku bisa saja menikahimu meskipun kau masih sekolah karena kau sudah cukup umur untuk menikah..!” jelasnya lagi. So Eun yang mendengar itu hanya terdiam. “Aku memang sangat mencintai Yoona dan tidak akan bisa melupakannya..!” lanjutnya lagi. “Cukup..!! aku tidak ingin mendengarnya lagi..!” ucap So Eun sambil beranjak pergi. “Tunggu kau harus mendengarkannya..!” ucap Kim Bum sambil menarik tangan So Eun, kemudian dia memegang kedua lengan So Eun. “Ku bilang sudah cukup..!” teriak So Eun sambil meronta-ronta.

“Dengarkan aku..!” teriak Kim Bum dan berhasil membuat So Eun terdiam.

“Butuh 1 tahun bagiku untuk menata perasaanku kembali. Saat itu aku benar-benar hancur dan ingin mati. Tapi setiap kali melihatmu yang datang padaku untuk menghiburku, padahal kau juga sama sedihnya, aku selalu teringat janjiku pada Yoona..! Selama 1 tahun kau selalu menemaniku dengan senyummu. Saat kau bersiap-siap untuk UAN, kau tidak menemuiku selama sebulan. Saat itu aku merasa ada yang hilang, perasaanku mulai berkecamuk, otakku melarangku untuk menemuimu, namun hati dan tubuhku bergerak sendiri. Bergerak sendiri untuk memuaskan mataku yang rindu akan dirimu. Kau mengerti betapa tersiksanya diriku saat itu. Bagaimana bisa aku mencintai adik dari orang yang sangat kucintai..! Apa kau mengerti..?” jelas Kim Bum panjang lebar dan setetes airmata jatuh di pipinya.

“Bagaimana mungkin aku tidak mengerti..!! Aku juga tersiksa seperti dirimu. Mencintai orang yang jelas-jelas hanya menganggapku adik dari kekasihnya dan selama 6 tahun mencintaimu dalam diam..! bagaimana mungkin aku tidak mengerti..!” jelas So Eun yang berlinang airmata.

Kim Bum memeluknya dan berkata, “Aku cemburu saat kau berdekatan dengan JJ, aku menciummu karena kau orang yang kucintai, aku meminta maaf padamu karenaku telah menyakitimu, gadis yang kucintai, sejak kita menikah aku tidak pernah menganggapmu sebagai adik dari orang yang kucintai dan aku tidak pernah merasa mengkhianati Yoona karena aku mencintaimu. Semua pertanyaanmu sudah kujawabkan..!” jelas Kim Bum.

“Sudah..!” jawab So Eun dalam dekapan Kim Bum.

“Saranghae Kim So Eun ku..!” ucap Kim Bum.

“Saranghae Kim Sang Bum ku..!” balas So Eun.